Rabu, 15 Oktober 2014

Ketika Cinta Harus Berpisah

Ketika Cinta Harus Berpisah

Sekitika dulu,pernah ada seorang pria yang sangat mencintaiku,berawal cerita kami bertemu disalah satu SMAN 2 di kota padang , Sejaka perkenalan itu kami pun akrab dan saling berkomunikasi, pria tersebut bernama Deo. Hari-haripun berlalu begitu cepat tak diketahui kami semakin dekat,hingga pria tersebut mengungkapkan sebuah pernyataan yang sebelumnya sempat tak terduga olehku, pria itu menyatakan kalau dia sangat menyayangiku dan menginginkanku untuk menjadi kekasihnya. Dengan sangat senang saya menerima cinta pria itu dan mulai hari itu kami menjalin kasih dengan ikatan janji untuk setia tanpa melarang aturan agama dan norma yang berlaku. Hari-hari pun berjalan begitu cepat. Tiba-tiba Hp ku pun berbunyi, ternyata sms dari orangtuaku yang tinggal di Jakarta. Aku tersentak kaget tiba-tiba air mataku terjatuh aku sangat sedih membaca sms yang didalamnya tertulis bahwa aku harus pindah sekolah ke Jakarta dan tinggal bersama orangtuaku. Dalam hati saya senang bisa tinggal lagi bersama orangtua saya setelah selama ini saya diasuh oleh nenek saya dari kecil, tapi disisi lain sangat berat rasanya untuk saya meninggalkan semuanya,a palagi Cinta Pertama saya ini menjadi sebuah beban, masalah, ikatan batin untuk saya bagaimana bisa saya memilih,apakah harus saya meninggalkan cinta saya? Rasanya sangat sulit ketika orang yang saya sayangi, yang selalu meluangkan waktunya bahkan juga hari-harinya bersama saya, lalu saya menghilang begitu saja, apakah bisa dia menerima semuanya terbiasa tanpa saya? Apakah harus saya menyakitkan hati dia dengan keputusan yang pahit ini? Sejenak saya terdiam memikirkan kembali apa yang harus saya lakukan? Akhirnya saya berfikir jalan saya masih panjang mungkin keputusan orang tua sayalah yang lebih baik, ini demi kebaikan masa depan saya. Dan cinta saya percaya kalau ALLAH telah mengatur jodoh yang terbaik untuk saya, maka siap tidak siap saya harus pindah ke kota Jakarta dan meninggalkan kampung halaman saya yaitu kota Padang, Sumatra. Saya harus siap menghadapi semuanya, siap meninggalkan Nenek, para sahabat dan juga cinta pertama saya, karna saya percaya rencana Allah jauh lebih indah. Hari ini saya berangkat sekolah, saya bertemu dengan Deo lalu saya mengajak Deo untuk berbicara sebentar, saya ingin menjelaskan bahwa saya akan pindah ke Jakarta dan tinggal bersama orangtua saya. Setelah semuanya sudah saya jelaskan kepada pria itu dia pun menangis dan dia berkata “saya tidak bisa jauh dari kamu, bukankah dulu kita sudah berjanji untuk setia, saya sangat menyayangi kamu bagi saya kamu Cinta pertama dan juga terakhir, saya tidak sanggup untuk kehilangan kamu Della” dengan hati yang sedih saya menjawab “Iya kamu benar saya memang berjanji untuk setia saya akan pertahankan janji saya tapi tidak untuk selalu berada disisi kamu, saya juga sangat menyayangi kamu dan juga sangat takut kehilangan kamu, jika kamu memang benar menyayangi saya, kamu harus bisa menerima keputusan ini karna inilah jalan yang terbaik untu saya, Ingat Deo bagaiman pun kita masih pacaran kita tidak tahu bagaimana kita kedepan nanti karna ALLAH yang mengatur semuanya. Dan saya mohon untuk saat ini kita tidak usah berkomunikasi dulu, saya harap kamu bisa mengerti.” Saya langsung pergi meninggalkan Deo dengan wajah yang sedih dan mata yang berkaca-kaca. Setelah kejadian itu saya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Deo bahkan sangat jarang bertemu dia di sekolah, karna saya selalu menghindar darinya, tapi saya memperhatikannya dari kejauhan, dia tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum bahagia kini tak pernah tampak lagi senyum manis diwajahnya, dalam hati saya teriris perih tidak tega untuk saya melihatnya selalu murung, tapi semua ini saya lakukan agar dia terbiasa tanpa kehadiran saya. Hingga dua hari sebelum keberangkatan sahabat saya Indah berbicara kepada saya dia menasehati saya dan berkata ”sebelum terlambat sebaiknya kamu temui Deo minta maaflah, berhubunganlah layaknya sahabat jangan memutuskan tali silahturahmi hanya karna jarak yang akan memisahkan, kamu sadar Della, pikirkan lagi dengan semua sikapmu ini. Apa tidak memperburuk keadaan? Kamu bahkan tau bagaimana rasa sayangnya dia untuk kamu, apa kamu tidak bisa melihat bahwa sikap kamu membuat dia putus asa? Coba kamu fikirkan lagi.” Saat indah selesai berbicara dan pergi meninggalkan saya, saya hanya bisa diam, tapi dihati saya sadar semua kata-kata Indah memang benar seharusnya saya tidak bersikap seperti ini,harusnya sampai hari ini kami masih bisa bahagia, tertawa bersama walau nantinya kami akan berpisah. Setelah saya memikirkan semuanya akhirnya saya menghubungi Deo lagi dan meminta maaf atas semua sikap saya, akhirnya saya bisa melihat senyum manis diwajah pria itu dengan sangat senang kami pun bisa tertawa bersama lagi. Hingga hari keberangkatan saya ke Jakarta, kami pun masih bisa bersama walau kini kami tidak pernah bertemu muka, tapi silahturahmi melalui komunikasi tetap berjalan baik. “Terkadang memang apa yang kita harapkan semuanya tidak berjalan lancar, Cinta yang begitu indah kadang juga harus berakhir tetapi mungkin Allah akan menyatukan kami lagi, Karna satu hal yang selalu saya ingat RENCANA ALLAH JAUH LEBIH INDAH”